Kisah Sedih Sepasang Kekasih Sama-sama Idap Penyakit Berbahaya, Tak Jadi Menikah, Cemaskan Nasib Anak
Kisah sepasang kekasih harus mengakhiri hubungan 3 tahun mereka karena sama-sama menderita penyakit yang cukup berbahaya.
Pasangan itu seharusnya menikah, tetapi itu harus dibatalkan.
Keduanya menderita Thalassemia atau kelainan darah, baik yang bersifat genetik maupun bawaan.
Diketahui, jika keduanya menikah, gangguan Thalassaemia ini akan berdampak pada anak dan keturunannya nantinya.
Sosok sepasang kekasih ini terungkap dalam video yang diunggah akun TikTok, @szasaccount.
Dalam video tersebut juga terungkap bahwa keduanya telah berpacaran selama 3 tahun.
Sejumlah netizen pun ikut terbawa perasaan sedih dengan kisah pasangan ini.
"Apapun keputusannya, jadi anak penderita Thalassaemia itu berat. Semoga banyak yang tahu tentang kesadaran thalasemia," tulis @ekidarehanf.
"Daripada punya anak, tidak mudah melihat anak sakit kan, kamu sangat kuat melawan perasaan sekarang untuk menghindari rasa sakit yang luar biasa di masa depan," komentar @hippityhoo.
Kisah ini dialami oleh Szasza Gustantara atau biasa dipanggil Szasza (21) bersama mantan kekasihnya, Reynatha Gunawan (22), asal Jakarta Barat.
Keduanya berpacaran sejak Agustus 2018 hingga akhirnya putus pada 28 Agustus 2021.
Video TikTok tersebut merupakan rekaman saat mereka masih berpacaran dan baru diunggah 2 bulan setelah putus.
Szasza menjadi orang pertama yang menderita Thalassemia tipe minor.
Dia tahu dia menderita Thalassemia ketika dia masih remaja.
Thalasemia minor ini, kata Szasza, tidak menimbulkan efek samping lain berupa rasa sakit, sehingga ia tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Saat itu, Szasza sempat mendapat peringatan dari dokter untuk tidak memilih pasangan yang sama-sama mengidap Thalassaemia.
Awal cerita
Sementara itu, terungkap bahwa mantan kekasihnya juga mengidap Thalassaemia, berawal dari rekomendasi keluarga Szasza beberapa bulan lalu.
Orang tua Szasza meminta mantan kekasihnya untuk memeriksakan darahnya agar tidak Thalassemia juga.
Permintaan itu sejalan dengan pandangan bahwa hubungan Szasza dengan mantan kekasihnya itu semakin serius ke arah pernikahan dan sebagai antisipasi risiko di masa depan.
Namun pemeriksaan tidak pernah dilakukan karena melihat biaya cek darah Thalassaemia yang juga tidak murah.
"Permintaan itu disetujui oleh pacar saya saat itu. Tapi dia tidak langsung mengecek karena tidak mendesak juga."
"Ditambah biaya periksa Thalassaemia tidak murah, sekitar Rp 1,5 juta. Akhirnya ditunda," kata Szasza saat dihubungi, Sabtu (23/10/2021).
Lakukan Berbagai Pemeriksaan
Seiring perkembangan hubungan, Szasza sempat meminta mantan kekasihnya itu untuk menanyakan kepada orang tuanya apakah ada riwayat keluarga Thalassemia atau tidak.
Dan diketahui, keluarga mantan kekasihnya juga memiliki riwayat Thalassemia.
Kemudian, Szasza kembali menyarankan mantan kekasihnya itu untuk melakukan tes darah melalui tes hematologi sebagai cara lain.
Dari hasil pemeriksaan hematologi, terungkap adanya tanda-tanda kelainan Thalassaemia pada mantan kekasih.
Sejak saat itu, mereka mulai khawatir dan mantan kekasih itu semakin takut untuk memeriksakan Thalassaemia secara pasti.
"Bukan hal yang aneh bagi kami untuk bertukar pikiran bahkan sampai perdebatan tentang Thalassemia ini."
"Salah satu resiko terburuknya putus. Akhirnya saya dorong Rey untuk segera mengecek demi kenyamanan bersama karena setiap hari tidak tenang," ujarnya.
Mantan Kekasih Idap Thalasemia: Kita Hanya Bisa Diam
Kekhawatiran semakin besar, akhirnya pada Agustus lalu, sang mantan kekasih melakukan pemeriksaan Thalassaemia di laboratorium.
Sepuluh hari kemudian, hasil lab keluar yang menyebutkan mantan kekasihnya juga mengidap Thalasemia.
Saat hasilnya keluar, Szasza dan mantan kekasihnya itu mengaku hanya bisa bungkam.
Keduanya merasa seolah-olah ingin mengabaikan hasil dari Thalassaemia tersebut.
"Senin, 23 Agustus 2021, hasil darah Rey keluar dan dinyatakan positif Thalassemia alpha trait."
"Kami berdua hanya bisa tersenyum dan diam. Seperti kami hanya ingin berpura-pura tidak peduli," kata Szasza.
Setuju untuk Putus
Szasza menceritakan, mantan kekasih awalnya tidak ingin mengakhiri hubungan karena melihat ada jalan keluar lain.
Namun, tidak seperti dirinya, Szasza mencoba memberi pemahaman kepada mantan kekasihnya tentang risiko di depan.
Resiko tinggi seperti itu bagi keturunan mereka nantinya, bahkan menurunkan gangguan tersebut.
“Sesuai persentase (keturunannya) 25% normal, 25% mayor, 50% minor.”
"Risikonya sangat tinggi, hidup ini serba gambling, saya tidak tahu apakah kita akan dikaruniai anak yang sehat atau tidak," katanya.
Selain itu, menurut Szasza, juga akan ada masalah baru yang tidak akan berdampak baik bagi keduanya, seperti keuangan hingga keharmonisan keluarga.
Untuk itu, mantan kekasihnya pun menghormati keputusan Szasza, dan keduanya sepakat untuk mengakhiri hubungan tersebut.
"Karena kami berdua belum siap secara finansial dan saya pikir kasih sayang yang kami rasakan sekarang tidak ada hubungannya dengan risiko yang akan kami hadapi di masa depan."
“Jadi menurut saya lebih baik pahit sekarang daripada pahit di masa depan,” jelas Szasza.
Posting Komentar
Posting Komentar