Ditinggal Istri Yang Tak Kunjung Kembali, Kisah Sedih Kakek Pemulung yang Harus Tinggal di Gubuk Reot
Demi kelangsungan hidup, segala cara, pekerjaan dan kondisi apapun harus kita lewati. Namun, tidak semua orang selalu bisa merasakan dan mendapatkan tempat tinggal yang nyaman dan aman. Seperti kisah sedih yang dialami seorang kakek yang ditelantarkan oleh istrinya.
Seorang lelaki tua yang sudah tidak muda lagi harus tinggal di gubuk lusuh seorang diri. Sedihnya, dia ditinggalkan oleh istrinya yang pergi dan tidak pernah kembali.
Di usia yang tidak lagi muda, ia harus menghabiskan waktu sendirian di sebuah rumah yang bahkan tidak layak untuk ditinggali. Apalagi dengan kondisinya, sang kakek hanya bisa bekerja dengan profesi seadanya. Meski mengalami keterpurukan, hal tersebut tidak mematahkan tekad sang kakek untuk tetap bertahan.
Kakek itu bernama Wardin. Saat ini, ia berusia 62 tahun. Di usia muda, kakek Wardin harus menghabiskan waktunya dengan nasib buruk. Sehari-hari, kakek Wardin harus bekerja sebagai pemulung untuk sesuap nasi.
Setiap hari, kakek Wardin mengayuh sepedanya untuk mencari barang rongsokan di beberapa daerah. Hasil dari pengumpulan rongsokan tersebut, nantinya akan ia kumpulkan kepada pengepul.
Ini bukan kehendaknya. Kakek Wardin terpaksa melakukan pekerjaan ini untuk bertahan hidup sambil melanjutkan hari-harinya. Ia terpaksa tinggal di gubuk kumuh yang terlihat tidak layak huni, sendirian.
"Ini rumah seorang tua pencari barang rongsokan, setiap hari kakek tidur di gubuk yang tidak layak ini, khawatir selalu menghantui kakek, bagaimana jika kakek tertidur lelap rumahnya roboh dan menabrak kakek?," tulis akun Instagram @rumahyatim menunjukkan keadaan rumah kakek.
Sedihnya, kakek Wardin ditinggal istrinya yang pergi begitu saja dan tak pernah kembali. Sang istri pergi dengan alasan mencari pekerjaan dan memutuskan untuk meninggalkan kakek Wardin.
Hingga saat ini, kakek Wardin tidak pernah mengetahui keadaan dan keberadaan istrinya yang dikabarkan pergi mencari pekerjaan. Kesedihan kakek semakin terasa, saat ia harus hidup berdampingan dengan sesak nafas.
Kakek Wardin jarang berobat karena kendala keuangan. Karena itu, ia harus rela terus bekerja mencari sampah setiap hari. Ia juga diketahui bekerja hanya sampai jam 11 pagi, karena hanya mampu mengayuh sepedanya sejauh 1 kilometer.
“Istri kakek pergi bekerja dan tidak pernah kembali. Kakek Wardin mencari rongsokan setiap hari sampai jam 11, dan menjual ke pengepul dengan jarak 1 KM, Kakek Wardin sesak nafas dan jarang dirawat,” jelas akun Instagram @rumahyatim.
Posting Komentar
Posting Komentar