Innalillahi, Gadis Aceh Penghafal 30 Juz Al-Qur'an Meninggal Di Mesir, Ini Penyebabnya
Kabar duka, telah meninggal dunia seorang mahasiswi asal Aceh, Septia Ulfa Lestari (22 tahun), yang sedang menuntut ilmu di Kairo, Mesir. Jenazahnya akan dipulangkan ke tanah air, Senin (12/7/2021). Almarhum adalah penghafal Al-Qur'an.'
Rencananya jenazah tiba hari (Minggu) di Indonesia, tapi karena delay penerbangan, besok baru tiba," kata Almuniza Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah (BPPA) Aceh, Minggu (11/7). Menurut dia, mahasiswi Aceh itu dilaporkan meninggal dunia pada Rabu malam, 7 Juli 2021 pukul 22.30 Waktu Kairo.
Pemerintah Aceh bersama Keluarga Mahasiswa Mesir (KMA), Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh dan KBRI Kairo memfasilitasi pengurusan dan pemulangan jenazah.
Jenazah Septia rencananya akan diterbangkan dari Kairo menuju Turki, kemudian akan tiba di Jakarta pada Senin sore sekitar pukul 17.55 WIB. Selanjutnya, mereka akan diterbangkan langsung ke Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. “Sesampai di Aceh, lanjutnya, akan ada ambulans untuk menjemput jenazah, dan mengantarkannya ke kampung halamannya di Nagan Raya (kabupaten),” kata Almuniza.
Pemerintah Aceh juga menyampaikan belasungkawa, dan mendoakan almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. “Semoga Almarhum Septia Ulfa Lestari ditempatkan di Surga Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan selalu tabah menerima musibah ini,” ujarnya.
Hafalkan Al Quran Sejak 2019
Septia berasal dari desa Gampong Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. Ia adalah mahasiswi Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir angkatan 3 (semester VI). Yurnalis Mustafa yang mendampingi pemulangan jenazah mengatakan, sebelum menghembuskan nafas terakhir, almarhum sudah memiliki riwayat sakit maag. Namun akhir-akhir ini karena sibuk menghadapi ujian di kampusnya, makanya dia makan tidak teratur.
Ujian yang dia ikuti diadakan di musim panas. Almarhum juga fisiknya tidak terlalu kuat, dan efektivitas belajarnya sangat tinggi. Jadi maagnya kambuh, dan dia tidak sakit lama, mungkin sekitar seminggu setelah ujian,” ujarnya. Namun, lanjutnya, almarhum sudah sembuh dalam beberapa hari, kemudian sakitnya kambuh lagi, dan memerlukan perawatan medis. Jadi dia meninggal di rumah sakit Al Bedaayat di Kairo. "Alhamdulillah tidak ada diagnosis COVID-19," katanya.
Sebelum kuliah di Kairo, Septia lulus dari Dayah Insan Qurani, Aceh Besar. “Kami keluarga besar Dayah Insan Qurani merasakan duka yang mendalam atas meninggalnya putri dari Nagan Raya.” kata Muzakir, pemimpin dayah.
Menurut Muzakir, sang almarhumah adalah mahasiswi yang cerdas, dan telah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 juz selama belajar di dayah yang dipimpinnya. “Septia merupakan sosok alumni yang dikenal sangat rajin belajar. Ia pandai bahasa Arab dan Inggris, dan pada 2019 ia telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 Juz,” jelasnya.
Posting Komentar
Posting Komentar